"Sebuah Nama Sebuah Cerita"

Welcome to My Blog !


" A Story of Experience, Science and
Expression of feelings"

- Go where u wanna go - Do what u wanna do - Be what u wanna be - U just have one life and one chance to do all the things u wanna do -

Home

Senin, 04 Juli 2011

Balas Budi Untuk Ibu


Ketika usiamu 1 tahun, ia menyuapi dan memandikanmu
Kau membalasnya dengan menangis sepanjang malam

Ketika usiamu 2 tahun, ia mengajarimu melangkahkan kaki
Kau membalasnya dengan lari menjauh kala ia memanggilmu

Ketika usiamu 3 tahun, ia menyiapkan sarapanmu dengan segala cinta kasih
Kau membalasnya dengan membanting piring di lantai

Ketika usiamu 4 tahun, ia memberimu seperangkat krayon
Kau membalasnya dengan mencoret-coret meja makan

Ketika usiamu 5 tahun, ia mengenakan pakaian untuk berlibur
Kau membalasnya dengan bermain-main di onggokan lumpur

Ketika usiamu 6 tahun, ia mengantarmu ke sekolah
Kau membalasnya dengan berteriak, “AKU ENGGAK MAU SEKOLAH”

Ketika usiamu 7 tahun, ia menghadiahimu bola sepak
Kau membalasnya dengan melemparkannya ke jendela tetangga sebelah

Ketika usiamu 8 tahun, ia memberimu es krim
Kau membalasnya dengan menciprat-cipratkannya di sekujur badanmu

Ketika usiamu 9 tahun, ia memanggilkan guru les piano
Kau membalasnya dengan bermalas-malasan untuk berlatih

Kertika usiamu 10 tahun, ia mengantarmu sepanjang hari, dari main bola sampai senam, dari 1 pesta ulang tahun ke pesta ulang tahun lainnya
Kau membalasnya dengan melompat dari mobil secepat kilat dan tanpa menengok lagi

Kaetika usiamu 11 tahun, ia membawamu dan teman-temanmu nonton film
Kau membalasnya dengan duduk di barisan lain

Ketika usiamu 12 tahun, ia menegurmu untuk tidak menonton acara TV tertentu
Kau membalasnya dengan menunggunya sampai ia bepergian

Ketika usiamu 13 tahun, ia memintamu memotong rambut baru
Kau membalasnya dengan mengatakan bahwa ia tidak punya selera

Ketika usiamu 14 tahun, ia membayarkan ongkos untuk 1 bulan berlibur
Kau membalasnya dengan tak sekalipun mengirimkan kabar

Ketika usiamu 15 tahun, ia pulang bekerja dan mengharap mendapatkan pelukanmu
Kau membalasnya dengan mengunci kamar tidurmu

Ketika usiamu 16 tahun, ia mengajarimu mengendarai mobil
Kau membalasnya dengan mencuri-curi tiap kesempatan

Ketika usiamu 17 tahun, ia mengharapkan telepon penting
Kau membalasnya dengan menggunakan telepon sepanjang malam

Ketika usiamu 18 tahun, ia menangis di hari kelulusanmu
Kau membalasnya dengan pergi berpesta sampai pagi

Ketika usiamu 19 tahun, ia membayar uang SPP perguruan tinggimu, mengantarmu mambawakan tas ke kampus
Kau membalasnya dengan mengucapkan selamat tinggal di pintu gerbang asrama agar tidak merasa malu kepada teman-teman

Ketika usiamu 20 tahun, ia bertanya apakah kamu telah menaksir seseorang
Kau membalasnya dengan mengatakan “Itu bukan urusanmu”

Ketika usiamu 21 tahun, ia mengusulkan 1 pekerjaan, untuk karier masa depanmu
Kau membalasnya dengan mengatakan “Aku tak ingin sepertimu”

Ketika usiamu 22 tahun, ia memelukmu di hari wisudamu
Kau membalasnya dengan meminta ditraktir liburan ke Eropa

Ketika usiamu 23 tahun, ia menghadiahkanmu furnitur untuk apartemen pertamamu
Kau membalasnya dengan menyebut furnitur itu kepada teman-temanmu sebagai barang rongsokan

Ketika usiamu 24 tahun, ia menjumpai tunanganmu dan menanyakan rencana masa depanmu
Kau membalasnya dengan berkata”Uuuuuuhhhh, Ibu....!”

Ketika usiamu 25 tahun, ia membantu membiayai pesta perkawinanmu, dan ia mengangis terharu, dan menegaskan betapa ia mencintaimu
Kau membalasnya dengan pindah kota menjauhinya

Ketika usiamu 30 tahun, ia menelepon dan memberimu nasihat tentang bayimu
Kau membalasnya dengan mengguruinya “Semua kini sudah berbeda”

Ketika usiamu 40 tahun, ia menelepon mengingatkan hari ulang tahun familimu
Kau membalasnya dengan berkata,”Ahh, betapa sibuknya aku sekarang”

Ketika usiamu 50 tahun, ia sakit-sakitan dan membutuhkanmu untuk menjagainya
Kau membalasnya dengan membacakan kisah betapa merepotkannya orang tua bagi anak-anaknya

Sampai suatu hari, ia pergi dengan tenang untuk selamanya
Dan segala yang tak pernah kau bayangkan sebelumnya, bagai halilintar datang menyambar jantungmu!!





Dialah IBU yang letih menjaga kita dalam keadaan payah yang bertambah-tambah. Bahkan lelaki terhebat seperti Rasul pun dilahirkan dari rahim seorang IBU


SELAMAT  HARI  IBU,  DUHAI  CALON  IBU...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar