"Sebuah Nama Sebuah Cerita"

Welcome to My Blog !


" A Story of Experience, Science and
Expression of feelings"

- Go where u wanna go - Do what u wanna do - Be what u wanna be - U just have one life and one chance to do all the things u wanna do -

Home

Kamis, 30 Juni 2011

Spongebob

1."Pengetahuan tidak dapat menggantikan persahabatan. Aku (Patrick) lebih suka jadi idiot daripada kehilanganmu (Spongebob)"

2. Spongebob: Apa yg biasanya kau lakukan saat aku pergi? Patrick : menunggumu kembali..

3. Saat spongebob menjadi kaya dan melupakan patrick dan saat teman2 spongebob yang kaya pergi dari spongebob, spongebob memohon kepada patrick, dan patrick berkata: "kalau uang bisa membuatku melupakan sahabat terbaikku, maka aku lebih memilih untuk tidak punya uang sama sekali"

4. Saat patrick di fitnah mencuri jaring ubur2 nya spongebob,patrick berkata: " Tak apa kawan.. aku mungkin hanya bintang laut yang jelek.. lebih baik aku pergi dari bikini bottom.. ini, ambil saja barang2ku.. tapi aku tak pernah mengambil jaring mu kawan.." (Patrick dituduh nyolong jaring dan dia sabar aja)

5. Patrick berteriak : "AKU JELEK DAN AKU BANGGA!!!"

6. Patrick pernah bilang: Kalau kamu memberitahukan rahasia kepada seseorang, maka itu  namanya bukan rahasia lagi.

7. pas spongebob mau masuk anggota jelly spotter.. terakhirnya patrick bilang: "pemujaan yang berlebihan itu tidak sehat.."

8. waktu itu ortu Patrick mau datang jenguk anaknya. Tapi Patrick takut dikatain bodoh sama ortunya. Demi Patrick, SpongeBob bela2in akting jadi orang bego biar ortu Patrick ga ngatain anaknya bego. Trus Patrick bilang ke SpongeBob: TEMAN ADALAH KEKUATAN!

9. waktu patrick dianggap ada keturunan raja dan mulai ngambil barang2 milik orang lain, terus dia berkata: "hidup itu memang tidak adil, jadi biasakanlah dirimu"...

10. waktu sponge bob mau les nyetir buat dapetin sim.. "seharusnya kau belajar berjalan dulu nak, baru lah kau bisa berlari.." 

11. waktu episode spongebob nyari spatula baru, terus dia dapet spatula yg emas (klo ga salah), tapi si spatula emasnya ga nurut sama si spongebob akhirnya dia balik pake spatula nya yg lama. trus si Patrick ngomong: "Ternyata semua yg berkilau itu belum tentu emas" 

..dan sebodoh2nya patrick,setidaknya dia tau kalo ada yg sayang sama dy, jd selalu ceria lah! :)hohoho.


that's why i like spongebob n friends :)

aku ingin mencintaimu dengan sederhana

aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu..

aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada..

aku ingin mencintaimu dengan sederhana
seperti bunga mawar, dalam bahasa yang hanya bisa dimengerti oleh hati .

aku ingin mencintaimu dengan sederhana
seperti hujan yang membasahi bumi dan menjadikannya pelangi.

aku ingin mencintaimu dengan sederhana..

Gelombang Elektromagnetik

I.      PENDAHULUAN

Kemajuan teknologi saat ini semakin meningkat berikut dalam penggunaan gelombang elekromagnetik dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti apakah gelombang elektromagnetik, apa contoh gelombang elektromagnetik itu?
Gelombang elektromagnetik sebenarnya selalu ada disekitar kita, salah satu contohnya adalah sinar matahari, gelombang ini tidak memerlukan medium perantara dalam perambatannya. Contoh lain adalah gelombang radio. Tetapi spektrum gelombang elektromagnetik masih terdiri dari berbagai jenis gelombang lainnya, yang dibedakan berdasarkan frekuensi atau panjang gelombangnya. Untuk itu disini kita akan mempelajari tentang rentang spektrum gelombang elektromagnetik, karakteristik khusus masing-masing gelombang elektromagnetik di dalam spectrum dan contoh dan penerapan masing-masing gelombang elektromagnetik dalam kehidupan sehari-hari.


            II.      KAJIAN PUSTAKA

GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat  walau tidak ada medium. Energi elektromagnetik merambat dalam gelombang dengan beberapa karakter yang bisa diukur, yaitu: panjang gelombang/wavelength, frekuensi, amplitude/amplitude, kecepatan. Amplitudo adalah tinggi gelombang, sedangkan panjang gelombang adalah jarak antara dua puncak. Frekuensi adalah jumlah gelombang yang melalui suatu titik dalam satu satuan waktu. Frekuensi tergantung dari kecepatan merambatnya gelombang. Karena kecepatan energi elektromagnetik adalah konstan (kecepatan cahaya), panjang gelombang dan frekuensi berbanding terbalik. Semakin panjang suatu gelombang, semakin rendah frekuensinya, dan semakin pendek suatu gelombang semakin tinggi frekuensinya.
Energi elektromagnetik dipancarkan, atau dilepaskan, oleh semua masa di alam semesta pada level yang berbedabeda. Semakin tinggi level energi dalam suatu sumber energi, semakin rendah panjang gelombang dari energi yang dihasilkan, dan semakin tinggi frekuensinya. Perbedaan karakteristik energi gelombang digunakan untuk mengelompokkan energi elektromagnetik.
Ciri-ciri gelombang elektromagnetik :
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan beberapa ciri gelombang elektromagnetik adalah sebagai berikut:
1.      Perubahan medan listrik dan medan magnetik terjadi pada saat yang bersamaan, sehingga kedua medan memiliki harga maksimum dan minimum pada saat yang sama dan pada tempat yang sama.
2.      Arah medan listrik dan medan magnetik saling tegak lurus dan keduanya tegak lurus terhadap arah rambat gelombang.
3.      Dari ciri no 2 diperoleh bahwa gelombang elektromagnetik merupakan gelombang transversal.
4.      Seperti halnya gelombang pada umumnya, gelombang elektromagnetik mengalami peristiwa pemantulan, pembiasan, interferensi, dan difraksi. Juga mengalami peristiwa polarisasi karena termasuk gelombang transversal.
5.      Cepat rambat gelombang elektromagnetik hanya bergantung pada sifat-sifat listrik dan magnetik medium yang ditempuhnya.
Cahaya yang tampak oleh mata bukan semata jenis yang memungkinkan radiasi elektromagnetik. Pendapat James Clerk Maxwell menunjukkan bahwa gelombang elektromagnetik lain, berbeda dengan cahaya yang tampak oleh mata dalam dia punya panjang gelombang dan frekuensi, bisa saja ada. Kesimpulan teoritis ini secara mengagumkan diperkuat oleh Heinrich Hertz, yang sanggup menghasilkan dan menemui kedua gelombang yang tampak oleh mata yang diramalkan oleh Maxwell itu. Beberapa tahun kemudian Guglielmo Marconi memperagakan bahwa gelombang yang tak terlihat mata itu dapat digunakan buat komunikasi tanpa kawat sehingga menjelmalah apa yang namanya radio itu. Kini, kita gunakan juga buat televisi, sinar X, sinar gamma, sinar infra, sinar ultraviolet adalah contoh-contoh dari radiasi elektromagnetik. Semuanya bisa dipelajari lewat hasil pemikiran Maxwell.


 SUMBER GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
  1. Osilasi listrik.
  2. Sinar matahari menghasilkan sinar infra merah.
  3. Lampu merkuri menghasilkan ultra violet.
  4. Penembakan elektron dalam tabung hampa pada keping logam menghasilkan sinar X (digunakan untuk rontgen).
Inti atom yang tidak stabil  menghasilkan sinar gamma.

SPEKTRUM GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
Susunan semua bentuk gelombang elektromagnetik berdasarkan panjang gelombang dan frekuensinya disebut spektrum elektromagnetik. Gambar spectrum elektromagnetik di bawah disusun berdasarkan panjang gelombang (diukur dalam satuan _m) mencakup kisaran energi yang sangat rendah, dengan panjang gelombang tinggi dan frekuensi rendah, seperti gelombang radio sampai ke energi yang sangat tinggi, dengan panjang gelombang rendah dan frekuensi tinggi seperti radiasi X-ray dan Gamma Ray.

Contoh spektrum elektromagnetik

Gelombang Radio
Gelombang radio dikelompokkan menurut panjang gelombang atau frekuensinya. Jika panjang gelombang tinggi, maka pasti frekuensinya rendah atau sebaliknya. Frekuensi gelombang radio mulai dari 30 kHz ke atas dan dikelompokkan berdasarkan lebar frekuensinya. Gelombang radio dihasilkan oleh muatan-muatan listrik yang dipercepat melalui kawat-kawat penghantar. Muatan-muatan ini dibangkitkan oleh rangkaian elektronika yang disebut osilator. Gelombang radio ini dipancarkan dari antena dan diterima oleh antena pula. Kamu tidak dapat mendengar radio secara langsung, tetapi penerima radio akan mengubah terlebih dahulu energi gelombang menjadi energi bunyi.
  
Gelombang mikro
Gelombang mikro (mikrowaves) adalah gelombang radio dengan frekuensi paling tinggi yaitu diatas 3 GHz. Jika gelombang mikro diserap oleh sebuah benda, maka akan muncul efek pemanasan pada benda itu. Jika makanan menyerap radiasi gelombang mikro, maka makanan menjadi panas dalam selang waktu yang sangat singkat. Proses inilah yang dimanfaatkan dalam microwave oven untuk memasak makanan dengan cepat dan ekonomis.
Gelombang mikro juga dimanfaatkan pada pesawat RADAR (Radio Detection and Ranging) RADAR berarti mencari dan menentukan jejak sebuah benda dengan menggunakan gelombang mikro. Pesawat radar memanfaatkan sifat pemantulan gelombang mikro. Karena cepat rambat glombang elektromagnetik c = 3 X 108 m/s, maka dengan mengamati selang waktu antara pemancaran dengan penerimaan.
 
Sinar Inframerah
Sinar inframerah meliputi daerah frekuensi 1011Hz sampai 1014 Hz atau daerah panjang gelombang 10-4 cm sampai 10-1 cm. jika kamu memeriksa spektrum yang dihasilkan oleh sebuah lampu pijar dengan detektor yang dihubungkan pada miliampermeter, maka jarum ampermeter sedikit diatas ujung spektrum merah. Sinar yang tidak dilihat tetapi dapat dideteksi di atas spektrum merah itu disebut radiasi inframerah.
Sinar infamerah dihasilkan oleh elektron dalam molekul-molekul yang bergetar karena benda diipanaskan. Jadi setiap benda panas pasti memancarkan sinar inframerah. Jumlah sinar inframerah yang dipancarkan bergantung pada suhu dan warna benda. 

Cahaya tampak
Cahaya tampak sebagai radiasi elektromagnetik yang paling dikenal oleh kita dapat didefinisikan sebagai bagian dari spektrum gelombang elektromagnetik yang dapat dideteksi oleh mata manusia. Panjang gelombang tampak nervariasi tergantung warnanya mulai dari panjang gelombang kira-kira 4 x 10-7 m untuk cahaya violet (ungu) sampai 7x 10-7 m untuk cahaya merah. Kegunaan cahaya salah satunya adlah penggunaan laser dalam serat optik pada bidang telekomunikasi dan kedokteran.

Sinar ultraviolet 
Sinar ultraviolet mempunyai frekuensi dalam daerah 1015 Hz sampai 1016 Hz atau dalam daerah panjang gelombagn 10-8 m 10-7 m. gelombang ini dihasilkan oleh atom dan molekul dalam nyala listrik. Matahari adalah sumber utama yang memancarkan sinar ultraviolet dipermukaan bumi,lapisan ozon yang ada dalam lapisan atas atmosferlah yang berfungsi menyerap sinar ultraviolet dan meneruskan sinar ultraviolet yang tidak membahayakan kehidupan makluk hidup di bumi.

Sinar X 
Sinar X mempunyai frekuensi antara 10 Hz sampai 10 Hz . panjang gelombangnya sangat pendek yaitu 10 cm sampai 10 cm. meskipun seperti itu tapi sinar X mempunyai daya tembus kuat, dapat menembus buku tebal, kayu tebal beberapa sentimeter dan pelat aluminium setebal 1 cm.    
 
Sinar Gamma
Sinar gamma mempunyai frekuensi antara 10 Hz sampai 10 Hz atau panjang gelombang antara 10 cm sampai 10 cm. Daya tembus paling besar, yang menyebabkan efek yang serius jika diserap oleh jaringan tubuh. 

Contoh penerapan gelombang elektromagnetik dalam kehidupan sehari-hari :
  1.  
    1. Radio
Radio energi adalah bentuk level energi elektromagnetik terendah, dengan kisaran panjang gelombang dari ribuan kilometer sampai kurang dari satu meter. Penggunaan paling banyak adalah komunikasi, untuk meneliti luar angkasa dan sistem radar. Radar berguna untuk mempelajari pola cuaca, badai, membuat peta 3D permukaan bumi, mengukur curah hujan, pergerakan es di daerah kutub dan memonitor lingkungan. Panjang gelombang radar berkisar antara 0.8 – 100 cm.
  1.  
    1. Microwave
Panjang gelombang radiasi microwave berkisar antara 0.3 – 300 cm. Penggunaannya terutama dalam bidang komunikasi dan pengiriman informasi melalui ruang terbuka, memasak, dan sistem PJ aktif. Pada sistem PJ aktif, pulsa microwave ditembakkan kepada sebuah target dan refleksinya diukur untuk mempelajari karakteristik target. Sebagai contoh aplikasi adalah Tropical Rainfall Measuring Mission’s (TRMM) Microwave Imager (TMI), yang mengukur radiasi microwave yang dipancarkan dari Spektrum elektromagnetik Energi elektromagnetik atmosfer bumi untuk mengukur penguapan, kandungan air di awan dan intensitas hujan.
  1.  
    1. Infrared
Kondisi-kondisi kesehatan dapat didiagnosis dengan menyelidiki pancaran inframerah dari tubuh. Foto inframerah khusus disebut termogram digunakan untuk mendeteksi masalah sirkulasi darah, radang sendi dan kanker. Radiasi inframerah dapat juga digunakan dalam alarm pencuri. Seorang pencuri tanpa sepengetahuannya akan menghalangi sinar dan menyembunyikan alarm. Remote control berkomunikasi dengan TV melalui radiasi sinar inframerah yang dihasilkan oleh LED ( Light Emiting Diode ) yang terdapat dalam unit, sehingga kita dapat menyalakan TV dari jarak jauh dengan menggunakan remote control.

d.      Ultraviolet

Sinar UV diperlukan dalam asimilasi tumbuhan dan dapat membunuh kuman-kuman penyakit kulit.

e.      Sinar X

Sinar X ini biasa digunakan dalam bidang kedokteran untuk memotret kedudukan tulang dalam badan terutama untuk menentukan tulang yang patah. Akan tetapi penggunaan sinar X harus hati-hati sebab jaringan sel-sel manusia dapat rusak akibat penggunaan sinar X yang terlalu lama.
   

          III.      KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa begitu besar peranan gelombang elektromagnetik yang bermanfaat dalam kehidupan kita sehari-hari, tanpa kita sadari keberadaannya.
Spektrum elektromagnetik adalah rentang semua radiasi elektromagnetik yang mungkin. Spektrum elektromagnetik dapat dijelaskan dalam panjang gelombang, frekuensi, atau tenaga per foton. Spektrum ini secara langsung berkaitan :
    * Panjang gelombang dikalikan dengan frekuensi ialah kecepatan cahaya: 300 Mm/s, yaitu 300 MmHz
    * Energi dari foton adalah 4.1 feV per Hz, yaitu 4.1µeV/GHz
    * Panjang gelombang dikalikan dengan energy per foton adalah 1.24 µeVm
Spektrum elektromagnetik dapat dibagi dalam beberapa daerah yang terentang dari sinar gamma gelombang pendek berenergi tinggi sampai pada gelombang mikro dan gelombang radio dengan panjang gelombang sangat panjang. Pembagian ini sebenarnya tidak begitu tegas dan tumbuh dari penggunaan praktis yang secara historis berasal dari berbagai macam metode deteksi. Biasanya dalam mendeskripsikan energi spektrum elektromagnetik dinyatakan dalam elektronvolt untuk foton berenergi tinggi (di atas 100 eV), dalam panjang gelombang untuk energi menengah, dan dalam frekuensi untuk energi rendah (? = 0,5 mm). Istilah “spektrum optik” juga masih digunakan secara luas dalam merujuk spektrum elektromagnetik, walaupun sebenarnya hanya mencakup sebagian rentang panjang gelombang saja (320 – 700 nm)[1].
Dan beberapa contoh spektrum elektromagnetik seperti :
Radar
(Radio Detection And Ranging),digunakan sebagai pemancar dan penerima gelombang.
Infra Merah
Dihasilkan dari getaran atom dalam bahan dan dimanfaatkan untuk mempelajari struktur molekul
Sinar tampak
mempunyai panjang gelombang 3990 Aº – 7800 Aº.
Ultra ungu
dimanfaatkan untuk pengenalan unsur suatu bahan dengan teknik spektroskopi.

5 Alasan Wanita Menangis

Adakalanya dalam sebuah hubungan kasih sering diwarnai dengan air mata dimana wanita lah yang seringkali menitikan air mata ketimbang sang pria.
Alasannya pun beragam dan Hal ini pun sering membuat si pria sebagai kekasihnya tidak habis pikir, mengapa wanita mudah sekali menangis dan kadang sampai tidak diketahui alasannya. Kaum pria pun berpikir bahwa perasaan wanita itu memang sulit di tebak, bahkan perasaan seorang wanita bisa tiba-tiba bergejolak naik dan turun seketika tanpa diketahui kapan pastinya hal itu terjadi.
Pastinya tidak serta merta wanita menangis begitu saja tanpa alasan yang jelas, karena salah-salah bisa terlihat childish di depan sang kekasih.
Menangis pun tentu ada penyebabnya mengapa hal itu sampai terjadi, berikut ini beberapa alasan yang membuat wanita bersikap demikian…..
~ Faktor hormon
Memasuki saat Pra menstruasi atau PMS, wanita cenderung sering bersikap yang tidak biasanya, seperti sering marah-marah, sulit mengatur emosi dan sangat sensitif dengan hal-hal yang bersinggungan dengan perasaan. Maka dari itu wanita yang sedang mengalami saat pra menstruasi kadang tidak bisa mengontrol tingkat emosinya dan seketika meledak dan membuat si pria kebingungan menghadapi sikap tersebut.
~ Ingin memanipulasi keadaan
Rasa bersalah atau malu seringkali diungkapkan oleh wanita dengan menangis, hal ini dilakukan semata-mata untuk menarik rasa simpati dan usaha untuk menutupi kesalahan dari sang kekasih agar tidak marah atau kecewa dengan dirinya. Memang hal ini bisa dibilang tidak mencerminkan sikap kedewasaan didepan pria, namun sebagian wanita yang menjalin hubungan dengan pria, menganggap cara ini cukup efektif untuk mendapatkan maaf atau sekedar bermanja-manja dengan kekasihnya.
~ Perasaan Emosi
Saat air mata bukan menjadi alasan faktor PMS atau manipulasi, barangkali faktor emosilah yang berperan saat wanita sedang diliputi emosi. Banyak faktor yang menyebabkan wanita merasa emosi seperti frustasi, sakit hati atau masalah lainnya yang melibatkan perasaan. Saat perasaan emosi wanita sedang memuncak dan tidak menemukan tempat untuk mencurahkan isi hatinya, biasanya menangis menjadi solusi yang dipilih untuk melepaskan rasa sesak pada perasaannya.
~ Marah
Saat marah wanita kecenderungan untuk berteriak, cemberut, bersikap atau berkata kasar sampai menangis bisa saja terjadi. Hal itu kadang membuat orang disekitarnya dan terutama sang pacar ikut terkena imbas dari amarahnya. Jika sudah dalam situasi demikian, biasanya wanita ingin sekali diperhatikan, didampingi dan didengarkan keluhannya oleh orangtua, teman dan terutama pacar. Dengan cara itulah yang bisa menurunkan amarahnya karena wanita merasa memiliki kekuatan dari orang-orang yang bisa mengerti situasinya.
~ Saat teringat sesuatu
Teringat kenangan masa silam baik itu menyenangkan atau menyedihkan tentunya pernah dialami setiap orang. Reaksinya pun akan berbeda-beda jika mengingat kenangan tersebut. Khusunya bagi kaum hawa, jika teringat kenangan manis, biasanya Ia akan tersenyum sambil mencoba kembali kemasa itu, tetapi jika teringat hal yang menyedihkan sikapnya pun bisa berubah secara tak terduga, entah itu marah atau sedih, tergantung dari situasi pada kala itu

Cinta Ada Di Mata Perempuan

Seorang anak laki-laki kecil bertanya pada ibunya
“Mengapa ibu menangis?”
“Karena aku perempuan,” jawab ibu.
“Aku tidak mengerti”, kata anak laki-laki itu.
Ibu lalu memeluk anaknya dan berkata,
“Dan kau tak akan pernah mengerti”.
Kemudian anak laki-laki itu bertanya kepada ayahnya,
“Mengapa ibu suka menangis tanpa alasan?”
“Semua perempuan menangis tanpa alasan”, hanya itu yang dapat dikatakan oleh ayahnya.
Anak itu pun tumbuh menjadi seorang laki-laki dewasa, dan ia tetap ingin tahu mengapa perempuan menangis. Akhirnya ia menghubungi Tuhan, dan bertanya, “Tuhan, mengapa perempuan sangat mudah menangis?”
Tuhan berkata:
“Ketika Aku menciptakan perempuan, ia diharuskan untuk menjadi sosok yang istimewa.
Aku membuat bahunya cukup kuat untuk menopang dunia; namun, cukup lembut untuk memberikan kenyamanan. Aku memberikannya kekuatan dari dalam untuk mampu melahirkan anak dan menerima penolakan yang seringkali datang dari anak-anaknya.
“Aku memberinya kekerasan untuk membuatnya tetap tegar ketika orang-orang lain menyerah, dan mengasuh keluarganya dengan penderitaan dan kelelahan tanpa mengeluh.
“Aku memberinya kepekaan untuk mencintai anak-anaknya dalam setiap keadaan, bahkan ketika anaknya bersikap sangat menyakiti hatinya.
“Aku memberinya kekuatan untuk mendukung suaminya dalam kegagalan dan melengkapi dengan tulang rusuk suaminya untuk melindungi hatinya.
“Aku memberinya kebijaksanaan untuk mengetahui bahwa seorang suami yang baik takkan pernah menyakitinya, tetapi kadang menguji kekuatan dan ketetapan hatinya untuk berada di sisi suaminya tanpa ragu.
“Dan akhirnya, Aku memberinya air mata untuk diteteskan. Ini adalah khusus miliknya untuk digunakan kapan pun ia butuhkan.
“Kau tahu, kecantikan perempuan bukanlah pakaian yang dikenakannya, sosok yang ia tampilkan, atau cara ia menata rambutnya.
“Kecantikan perempuan harus dilihat dari matanya, karena itulah pintu hatinya – tempat cinta berada.”

Be Happy ^_^v


In my life I learned..
how to smile, how to be happy..
how to be strong, to work hard..
how to be honest, to be faithful, to forgive.

But, I couldn't learn how to forget you ...
One Day You Asked Me,

Whether I Love You More Or My Life

And I Said '' My Life ''
...
You Walked Away With Tears In Your Eyes

Without Knowing That You Are '' My Life '' ..
 
You thought you love me, but U did't .

I thought too..... It was just another game for 2 for you ....

I loved you and still do. I know now i meant nothing to you .....
...
Love you!

MEMBUAT GRAFIK 3D DENGAN MATLAB

Seperti kita ketahui bahwa Matlab merupakan bahasa pemrograman level tinggi yang dikhususkan untuk kebutuhan komputasi teknis, visualisasi dan  pemrograman seperti komputasi matematik, analisis data, pengembangan algoritma, simulasi dan pemodelan dan grafik-grafik perhitungan.Sehingga inilah yang menyebabkan matlab mudah digunakan dalam pemodelan simulasi kurva ataupun grafik.
Berikut cara pembuatan program grafik tiga dimensi ( 3D) pada Matlab 6.5, dimana fungsi matematika dari grafik tersebut adalah Z = (X2 + Y2):
1.      Bukalah aplikasi matlab yang sudah terinstall di PC anda, kemudian pilih >> New M-File (Ctrl-N)
2.      Ketikkan script / kode / listing program matlab berikut ini :
sumbu_x = -10:1:10;           
sumbu_y = -10:4:10;                                                                             
[X,Y] = meshgrid(sumbu_x,sumbu_y);
Z = X.^2 + Y.^2;
mesh(X,Y,Z);
3.      Kemudian Save dan Run (F5), Berikut hasil grafiknya :
Gambar Grafik tiga dimensi (3D) pada matlab dengan perintah mesh
 Gambar Grafik tiga dimensi (3D) pada matlab dengan perintah “mesh”
4.      Setelah berhasil coba pada tahap kedua ganti kode “mesh” dengan “surf”. Maka berikut grafik hasilnya :
Gambar Grafik tiga dimensi (3D) pada matlab dengan perintah surf
 Gambar Grafik tiga dimensi (3D) pada Matlab dengan perintah “surf”
5.      Dan anda juga dapat merubahnya dengan perintah “contour”. Grafik akan menjadi seperti ini :
Gambar Grafik tiga dimensi (3D) pada matlab dengan perintah Contour
 Gambar Grafik tiga dimensi (3D) pada Matlab dengan perintah “contour”
6.      Good Luck….!!!

Notes : Penjelasan Program Grafik tiga dimensi (3D) pada tahap kedua diatas :
Baris 1 : batas nilai x yang akan di plot  
Baris 2 : batas nilai y yang akan di plot
Baris 3 : mengisi bidang X dan Y dengan jalinan titik
Baris 4 : fungsi matematika yang akan diplot yaitu Z = (X2 + Y2)
Baris 5 : Perintah program Matlab untuk menampilkan grafik 3D

Pengolahan Data Curah Hujan Dan Angin

Pengolahan data curah hujan dengan menggunakan Matlab sangat bermanfaat dalam menganalisis serta menampilkan visualisasi yang menawan.
Berikut misalnya data curah hujan suatu stasiun:
datatabel
Data curah hujan tersebut jika berbentuk matrik menjadi:
A=[0 29.2 40.6 11.2 4.8 4.6 5.2 0.2 22.8 19.8 7 0.4 10.8 0 0.6 1.8 32.4 0 2 1.8 28.6 13 0 1.8 8.6 5 0.2 0 0 0 11.2]
Maka jika di plot menjadi
>>plot(a)
>> grid on
>> xlabel(‘Hari’)
>> ylabel(‘Curah Hujan (mm)’)
Hasilnya Gambar (a)
>> bar(a)
>> ylabel(‘Curah Hujan (mm)’)
>> xlabel(‘Hari’)
>> grid on
Hasilnya Gambar (b)
>> plot(a,’*')
>> axis([0 45 0 45]) %mengatur agar panjang x dari 0-45 sedangkan y juga dari 0-45
Hasilnya Gambar (c)
Untuk membuat plot, matlab menyediakan beberapa pilihan untuk penggambaran, yang dibagi menjadi tiga pilihan(warna,bentuk plot data,bentuk garis yang menghubungkan data).
>> plot(a,’r*:’)
>> xlabel(‘Hari’)
>> ylabel(‘Curah Hujan (mm)’)
Plot diatas memplot data a, menggunakan warna merah(a), data plot berbentuk bintang (*) dan garis yang menghubungkan data (: ) yang berbentuk bintang tadi berbentuk titik-titik.
Hasilnya Gambar (d)
datatitik
datadiagram
Pengolahan data angin untuk keperluan meteorologi sangat penting mengingat besarnya peranan angin dalam mempengaruhi fenomena-fenomena meteorologi.  Pengolahan data angin dan sekaligus memvisualisasikannya dengan software tertentu merupakan suatu keharusan. Software yang bisa digunakan antara lain: GrAds dan Matlab.
Kecepatan angin dapat dibuat skala, dan yang paling terkenal adalah skala yang di sebut Skala Beaufort  seperti yang ditunjukan tabel dibawah ini.
Skala Beaufort
Data volume vektor
Data volume vektor merupakan data yang lebih banyak memiliki informasi dibanding skalar. Setiap koordinat data volume vektor memiliki tiga data yang berkaitan dengan data yang dimaksud. Data tersebut terdiri dari suatu vektor yang menunjukan arah dan besarnya data. Di bidang meteorologi data angin merupakan salah satu data volume vektor. Dengan memetakan angin dalam bidang tiga dimensi (volume) dapat membantu untuk menganalisis perilaku, angin pada tiap saat dan pada tiap tempat. Umumnya angin dipetakan secara dua dimensi (arah dan besarnya kekuatan angin) tetapi hal itu akan sulit untuk mengetahui perilaku,kondisi angin pada saat bersamaan di tempat yang berbeda-beda khususnya dibawah atau di atas lapisan gambar dua dimensi yang kita maksud. Begitu pula jika digambarkan secara melintang,kondisi dan perilaku angin sebelum dan sesudah gambar melintang tidak dapat ditampilkan secara bersamaan. Dalam meteorologi untuk mengatasi kondisi ini bisa digunakan Vis5D yang bisa menggambarkan angin dalam bentuk tiga dimensi disertai parameter meteorologi yang lain misalnya tekanan dan kelembaban serta topografi daerah yang di amati. Sehingga perilaku angin, tekanan, dan parameter meteorology lainnya ketika berada dilaut, daratan, gunung dan lembah dapat diamati dengan baik seperti yang ditunjukan gambar dibawah.
vis5d
Salah satu software lainnya adalah Matlab yang dapat menggambarkan dan mengolah data angin dengan sangat baik.
Matlab memiliki fitur-fitur sebagai berikut:
· Stream lines : menggambarkan aliran angin dalam bentuk garis secara 2 atau 3 dimensi.
· Stream particles: menggambarkan partikel atau titik yang diamati dalam suatu jejak angin yang berbentuk garis (stream line).
· Stream ribbons : sama dengan stream lines, tetapi aliran angin digambarkan seperti pita dengan lebar pita menunjukan kemampuan angin untuk berputar. Bentuk pita ini sesuai dengan nilai curl dari vektor angin yang diamati.
· Stream tubes : sama dengan stream lines, tetapi aliran angin digambarkan dalam tabung-tabung alir dan dapat digunakan untuk analisis divergensi vektor angin.
· Cone plots:menggambarkan angin seperti kerucut dengan posisi kerucut merupakan arah angin. Besarnya kerucut menunjukan besar-kecilnya kekuatan angin.
Berikut merupakan visualisasi dari metode yang disebutkan diatas ( semua menggunakan program Matlab dengan modifikasi data dan program yang disesuaikan dengan data meteorology di Indonesia).
Data vektor yangdigunakan disini adalah data angin.
Di Matlab 7, ketika dilakukan perintah load wind akan memunculkan variable : x,y,z,u,v dan w.
Data angin ini berukuran 35 x 41x 15 (jadi banyaknya 35 baris, 41 kolom, tinggi 15. sehingga secara sederhana dapat digambarkan bahwa data angin ini seperti sebuah kotak yang terdiri dari 35 baris bata, 41 kolom bata dengan tinggi 15 bata. Jadi jumlah bata yang membentuk kotak tersebut sebanyak: 21525 buah.
Bata-bata itulah yang merupakan data angin yang memiliki variabel : x,y,z,u,v dan w.
X menunjukan posisi data kecepatan angin u ( arah utara-selatan).
Y menunjukan posisi data kecepatan angin v ( arah barat-timur)
Z . menunjukan posisi data kecepatan angin w ( arah atas-bawah).
Untuk mengetahui kecepatan angin pada suatu titik maka dihitung dengan melibatkan kecepatan angin u, kecepatan angin v, dan kecepatan angin w.
Kecepatan angin =
Data vektor ini dapat dianalisisi dengan beberapa cara diantara:
· Stream line: digunakan untuk merunut kecepatan angin
· Penampang melintang untuk mengetahui data angin secara melintang
· Kontour pada penampang melintang untuk meningkatkan pemahaman data angin
Plot Stream Line untuk Data vektor
Contoh:
>> load wind
>> [sx,sy] = meshgrid(80,20:5:60)
sx =
80
80
80
80
80
80
80
80
80
sy =
20
25
30
35
40
45
50
55
60
>> streamline(stream2(x(:,:,15),y(:,:,15),u(:,:,15),v(:,:,15),sx,sy)) hasilnya gambar a
>> load wind
>> zmax = max(z(:))
zmax =
16
>> zmin = min(z(:))
zmin =
-0.0020
>> streamslice(x,y,z,u,v,w,[ ],[ ],(zmax-zmin)/2)
hasilnya gambar b
>> streamslice(x,y,z,u,v,w,[ ],[ ],10)
hasilnya gambar c
>> streamslice(x,y,z,u,v,w,[ ],[ ],5)
hasilnya gambar d
>> streamslice(x,y,z,u,v,w,[ ],[ ],2)
hasilnya gambar e
>> streamslice(x,y,z,u,v,w,[ ],[ ],1)
hasilnya gambar f
a-fKalau kita gambarkan angin tadi dalam tiga dimensi dan dengan menampilkan lapisan tertentu saja hasilnya seperti dibawah ini ( dengan mengikuti script berikut ini):
load wind
[sx,sy,sz] = meshgrid(77,20:5:60,0:3:20);
h = streamline(x,y,z,u,v,w,sx,sy,sz);
set(h,’Color’,'green’)
view(3)
box
kotak-angin
Berikut merupakan tahapan dalam menentukan titik awal data angin ditampilkan
load wind
>> [sx,sy,sz] = meshgrid(75,25:5:60,0:3:15)
plot3(sx(:),sy(:),sz(:),’*blue’)
axis(volumebounds(x,y,z,u,v,w))
grid; box; daspect([2 2 1])
sx(:,:,1) =
75
75
75
75
75
75
75
75
sx(:,:,2) =
75
75
75
75
75
75
75
75
sx(:,:,3) =
75
75
75
75
75
75
75
75
sx(:,:,4) =
75
75
75
75
75
75
75
75
sx(:,:,5) =
75
75
75
75
75
75
75
75
sx(:,:,6) =
75
75
75
75
75
75
75
75
sy(:,:,1) =
25
30
35
40
45
50
55
60
sy(:,:,2) =
25
30
35
40
45
50
55
60
sy(:,:,3) =
25
30
35
40
45
50
55
60
sy(:,:,4) =
25
30
35
40
45
50
55
60
sy(:,:,5) =
25
30
35
40
45
50
55
60
sy(:,:,6) =
25
30
35
40
45
50
55
60
sz(:,:,1) =
0
0
0
0
0
0
0
0
sz(:,:,2) =
3
3
3
3
3
3
3
3
sz(:,:,3) =
6
6
6
6
6
6
6
6
sz(:,:,4) =
9
9
9
9
9
9
9
9
sz(:,:,5) =
12
12
12
12
12
12
12
12
sz(:,:,6) =
15
15
15
15
15
15
15
15
hasilnya seperti  gambar di bawah
titik
>> streamline(x,y,z,u,v,w,sx(:),sy(:),sz(:))
akan muncul gambar
titik2
load wind
xmin = min(x(:));
xmax = max(x(:));
ymax = max(y(:));
zmin = min(z(:));
wind_speed = sqrt(u.^2 + v.^2 + w.^2)
hsurfaces = slice(x,y,z,wind_speed,[xmin,100,xmax],ymax,zmin)
set(hsurfaces,’FaceColor’,'interp’,'EdgeColor’,'c’)
kotak >>[sx,sy,sz] = meshgrid(75,25:10:60,0:3:15);
hlines = streamline(x,y,z,u,v,w,sx,sy,sz);
set(hlines,’LineWidth’,2,’Color’,'r’)
kotak2
load wind
xmin = min(x(:));
xmax = max(x(:));
ymax = max(y(:));
zmin = min(z(:));
wind_speed = sqrt(u.^2 + v.^2 + w.^2);
hsurfaces = slice(x,y,z,wind_speed,[xmin,100,xmax],ymax,zmin);
set(hsurfaces,’FaceColor’,'interp’,'EdgeColor’,'none’)
hcont = …
contourslice(x,y,z,wind_speed,[xmin,100,xmax],ymax,zmin);
set(hcont,’EdgeColor’,[.7,.7,.7],’LineWidth’,.5)
[sx,sy,sz] = meshgrid(75,25:10:60,0:3:15);
hlines = streamline(x,y,z,u,v,w,sx,sy,sz);
set(hlines,’LineWidth’,2,’Color’,'r’)
view(3)
daspect([2,2,1])
axis tight
box
stream1
load wind
xmin = min(x(:));
xmax = max(x(:));
ymax = max(y(:));
zmin = min(z(:));
wind_speed = sqrt(u.^2 + v.^2 + w.^2);
hsurfaces = slice(x,y,z,wind_speed,[xmin,100,xmax],ymax,zmin);
set(hsurfaces,’FaceColor’,'interp’,'EdgeColor’,'none’)
[sx,sy,sz] = meshgrid(75,25:10:60,0:3:15);
hlines = streamline(x,y,z,u,v,w,sx,sy,sz);
set(hlines,’LineWidth’,2,’Color’,'r’)
view(3)
daspect([2,2,1])
axis tight
box
stream2
load wind
xmin = min(x(:));
xmax = max(x(:));
ymin = min(y(:));
ymax = max(y(:));
zmin = min(z(:));
daspect([2,2,1])
xrange = linspace(xmin,xmax,8);
yrange = linspace(ymin,ymax,8);
zrange = 3:4:15;
[cx cy cz] = meshgrid(xrange,yrange,zrange);
hcones = coneplot(x,y,z,u,v,w,cx,cy,cz,5);
set(hcones,’FaceColor’,'red’,'EdgeColor’,'none’)
stream3
load wind
xmin = min(x(:));
xmax = max(x(:));
ymin = min(y(:));
ymax = max(y(:));
zmin = min(z(:));
daspect([2,2,1])
xrange = linspace(xmin,xmax,8);
yrange = linspace(ymin,ymax,8);
zrange = 3:4:15;
[cx cy cz] = meshgrid(xrange,yrange,zrange);
hcones = coneplot(x,y,z,u,v,w,cx,cy,cz,5);
set(hcones,’FaceColor’,'red’,'EdgeColor’,'none’)
[cx cy cz] = meshgrid(xrange,yrange,zrange);
hcones = coneplot(x,y,z,u,v,w,cx,cy,cz,5);
set(hcones,’FaceColor’,'red’,'EdgeColor’,'none’)
hold on
wind_speed = sqrt(u.^2 + v.^2 + w.^2);
hsurfaces = slice(x,y,z,wind_speed,[xmin,xmax],ymax,zmin);
set(hsurfaces,’FaceColor’,'interp’,'EdgeColor’,'none’)
hold off
axis tight; view(30,40); axis off
camproj perspective; camzoom(1.5)
camlight right; lighting phong
set(hsurfaces,’AmbientStrength’,.6)
set(hcones,’DiffuseStrength’,.8)
kotak_stream
load wind
xmin = min(x(:));
xmax = max(x(:));
ymin = min(y(:));
alt = 7.356; % z-value for slice and streamtube plane
wind_speed = sqrt(u.^2 + v.^2 + w.^2);
hslice = slice(x,y,z,wind_speed,xmax,ymin,alt);
set(hslice,’FaceColor’,'interp’,'EdgeColor’,'none’)
colormap hsv(16)
color_lim = caxis;
cont_intervals = linspace(color_lim(1),color_lim(2),17);
hcont = contourslice(x,y,z,wind_speed,xmax,ymin,…
alt,cont_intervals,’linear’);
set(hcont,’EdgeColor’,[.4 .4 .4],’LineWidth’,1)
[sx,sy,sz] = meshgrid(xmin,20:3:50,alt);
daspect([1,1,1]) % set DAR before calling streamtube
htubes = streamtube(x,y,z,u,v,w,sx,sy,sz,[1.25 30]);
set(htubes,’EdgeColor’,'none’,'FaceColor’,'r’,…
‘AmbientStrength’,.5)
view(-100,30)
axis(volumebounds(x,y,z,wind_speed))
set(gca,’Projection’,'perspective’)
camlight left
tube_angin
load wind
xmin = min(x(:));
xmax = max(x(:));
ymin = min(y(:));
alt = 7.356; % z-value for slice and streamtube plane
wind_speed = sqrt(u.^2 + v.^2 + w.^2);
colormap hsv(16)
color_lim = caxis;
cont_intervals = linspace(color_lim(1),color_lim(2),17);
[sx,sy,sz] = meshgrid(xmin,20:3:50,alt);
daspect([1,1,1]) % set DAR before calling streamtube
htubes = streamtube(x,y,z,u,v,w,sx,sy,sz,[1.25 30]);
set(htubes,’EdgeColor’,'none’,'FaceColor’,'blue’,…
‘AmbientStrength’,.5)
view(-100,30)
axis(volumebounds(x,y,z,wind_speed))
set(gca,’Projection’,'perspective’)
camlight left
box on
tube2
load wind
wind_speed = sqrt(u.^2 + v.^2 + w.^2);
hiso = patch(isosurface(x,y,z,wind_speed,40));
isonormals(x,y,z,wind_speed,hiso)
set(hiso,’FaceColor’,'red’,'EdgeColor’,'none’)
tube3 hcap = patch(isocaps(x,y,z,wind_speed,40),…
‘FaceColor’,'interp’,…
‘EdgeColor’,'none’)
tube41
load wind
wind_speed = sqrt(u.^2 + v.^2 + w.^2);
hiso = patch(isosurface(x,y,z,wind_speed,40));
isonormals(x,y,z,wind_speed,hiso)
set(hiso,’FaceColor’,'red’,'EdgeColor’,'none’)
hcap = patch(isocaps(x,y,z,wind_speed,40),…
‘FaceColor’,'interp’,…
‘EdgeColor’,'none’)
daspect([1,1,1])
[f verts] = reducepatch(isosurface(x,y,z,wind_speed,30),0.07)
h1 = coneplot(x,y,z,u,v,w,verts(:,1),verts(:,2),verts(:,3),3)
tube51 set(h1,’FaceColor’,'blue’,'EdgeColor’,'none’)
tube61xrange = linspace(min(x(:)),max(x(:)),10)
yrange = linspace(min(y(:)),max(y(:)),10)
zrange = 3:4:15
[cx,cy,cz] = meshgrid(xrange,yrange,zrange)
h2 = coneplot(x,y,z,u,v,w,cx,cy,cz,2)
set(h2,’FaceColor’,'green’,'EdgeColor’,'none’
tube72
axis tight
box on
camproj perspective
camzoom(1.25)
view(65,45)
tube81
camlight(-45,45)
set(gcf,’Renderer’,'zbuffer’)
lighting phong
set(hcap,’AmbientStrength’,.6)
tube10
load wind
wind_speed = sqrt(u.^2 + v.^2 + w.^2);
hiso = patch(isosurface(x,y,z,wind_speed,40));
isonormals(x,y,z,wind_speed,hiso)
set(hiso,’FaceColor’,'red’,'EdgeColor’,'none’)
hcap = patch(isocaps(x,y,z,wind_speed,40),…
‘FaceColor’,'interp’,…
‘EdgeColor’,'none’)
daspect([1,1,1])
[f verts] = reducepatch(isosurface(x,y,z,wind_speed,30),0.07)
h1 = coneplot(x,y,z,u,v,w,verts(:,1),verts(:,2),verts(:,3),3)
set(h1,’FaceColor’,'blue’,'EdgeColor’,'none’)
xrange = linspace(min(x(:)),max(x(:)),10)
yrange = linspace(min(y(:)),max(y(:)),10)
zrange = 3:4:15
[cx,cy,cz] = meshgrid(xrange,yrange,zrange)
h2 = coneplot(x,y,z,u,v,w,cx,cy,cz,2)
set(h2,’FaceColor’,'green’,'EdgeColor’,'none’)
set(hcap,’AmbientStrength’,.6)
axis tight
box on
camproj perspective
camzoom(1.25)
view(65,45)
camlight(-45,45)
set(gcf,’Renderer’,'zbuffer’);
lighting phong
set(hcap,’AmbientStrength’,.6)
tubeeeload wind
spd = sqrt(u.*u + v.*v + w.*w);
p = patch(isosurface(x,y,z,spd, 40));
isonormals(x,y,z,spd, p)
set(p, ‘FaceColor’, ‘red’, ‘EdgeColor’, ‘none’);
p2 = patch(isocaps(x,y,z,spd, 40));
set(p2, ‘FaceColor’, ‘interp’, ‘EdgeColor’, ‘none’)
daspect([1 1 1]);
[f verts] = reducepatch(isosurface(x,y,z,spd, 30), .2);
h=coneplot(x,y,z,u,v,w,verts(:,1),verts(:,2),verts(:,3),2);
set(h, ‘FaceColor’, ‘cyan’, ‘EdgeColor’, ‘none’);
[sx sy sz] = meshgrid(75, 30:5:60, 0:5:35);
h2=streamline(x,y,z,u,v,w,sx,sy,sz);
set(h2, ‘Color’, [.4 1 .4]);
colormap(jet)
box on
axis tight
camproj perspective;
camva(34);
campos([165 -20 65]);
camtarget([100 40 -5])
camlight left;
lighting gouraud
garis_cub Ketika kita menggunakan teknik lain dalam menganalisa angin adalah dengan stream ribbon.
load wind
[sx sy sz] = meshgrid(75, [25 30 35 40 45 50 55], [3 6 9 12 15 18 21]);
daspect([1,1,1]);
h=streamribbon(x,y,z,u,v,w,sx,sy,sz);
set(h,’facecolor’,'red’,'edgecolor’,'none’)
box on;
camproj perspective;
axis([70 138 17 60 2.5 16]);
axis tight
camva(28);
campos([175 10 85]);
camtarget([105 40 0])
camlight left;
lighting gouraud
pita1

load wind
[sx sy sz] = meshgrid(80,20:5:50,0:3:15);
daspect([2 2 2])
streamribbon(x,y,z,u,v,w,sx,sy,sz);
%—–Define viewing and lighting
axis tight
shading interp;
view(3);
camlight; lighting gourau
hasilnya gambar a
load wind
[sx sy sz] = meshgrid(80,20:15:50,0:5:20);
daspect([2 2 2])
streamribbon(x,y,z,u,v,w,sx,sy,sz);
%—–Define viewing and lighting
axis tight
shading interp;
view(3);
camlight; lighting gouraud
hasilnya gambar b
load wind
[sx sy sz] = meshgrid(80,20:15:50,0:2:15);
daspect([2 2 2])
streamribbon(x,y,z,u,v,w,sx,sy,sz);
%—–Define viewing and lighting
axis tight
shading interp;
view(3);
camlight; lighting gouraud
box on
hasilnya gambar c
load wind
[sx sy sz] = meshgrid(80,20:10:50,0:5:15);
daspect([1 1 1])
verts = stream3(x,y,z,u,v,w,sx,sy,sz);
cav = curl(x,y,z,u,v,w);
spd = sqrt(u.^2 + v.^2 + w.^2).*.1;
streamribbon(verts,x,y,z,cav,spd);
%—–Define viewing and lighting
axis tight
shading interp
view(3)
camlight; lighting gouraud
box on
hasilnya gambar d
load wind
[sx sy sz] = meshgrid(80,20:5:50,0:3:15);
daspect([1 1 1])
verts = stream3(x,y,z,u,v,w,sx,sy,sz);
cav = curl(x,y,z,u,v,w);
spd = sqrt(u.^2 + v.^2 + w.^2).*.1;
streamribbon(verts,x,y,z,cav,spd);
%—–Define viewing and lighting
axis tight
shading interp
view(3)
camlight; lighting gouraud
hasilnya gambar e
load wind
[sx sy sz] = meshgrid(80,20:15:50,0:5:15);
daspect([1 1 1])
verts = stream3(x,y,z,u,v,w,sx,sy,sz);
cav = curl(x,y,z,u,v,w);
spd = sqrt(u.^2 + v.^2 + w.^2).*.1;
streamribbon(verts,x,y,z,cav,spd);
%—–Define viewing and lighting
axis tight
shading interp
view(3)
camlight; lighting gouraud
hasilnya gambar e
a_fpita_anginGambar dibawah merupakan tampilan yang sama dari script berikut ini:
load wind
[sx sy sz] = meshgrid(80,20:15:50,0:3:21);
daspect([2 2 2])
streamribbon(x,y,z,u,v,w,sx,sy,sz);
%—–Define viewing and lighting
axis tight
shading interp;
view(3);
camlight; lighting gouraud
box on
pitaberuntun
load wind
[sx sy sz] = meshgrid(75, [30 35 45 50 55 60 65], [5 10 15 20 25 30 35]);
daspect([1,1,1]);
h=streamtube(x,y,z,u,v,w,sx,sy,sz);
set(h,’facecolor’,'red’,'edgecolor’,'none’);
box on;
camproj perspective;
axis([70 138 17 60 2.5 16]);
axis tight
camva(28);
campos([175 10 95]);
camtarget([105 40 0])
camlight left;
lighting gouraud
tube_cone
load wind
[sx sy sz] = meshgrid(80,20:10:50,0:5:15);
daspect([1 1 1])
streamtube(x,y,z,u,v,w,sx,sy,sz);
%—–Define viewing and lighting
view(3)
axis tight
shading interp;
camlight; lighting gouraud
hasilnya gambar a
load wind
[sx sy sz] = meshgrid(80,20:10:50,0:3:15);
daspect([1 1 1])
verts = stream3(x,y,z,u,v,w,sx,sy,sz);
div = divergence(x,y,z,u,v,w);
streamtube(verts,x,y,z,-div);
%—–Define viewing and lighting
view(3)
axis tight
shading interp
camlight; lighting gouraud
box on
hasilnya gambar b
load wind
[sx sy sz] = meshgrid(80,20:10:50,0:5:15);
daspect([1 1 1])
verts = stream3(x,y,z,u,v,w,sx,sy,sz);
div = divergence(x,y,z,u,v,w);
streamtube(verts,x,y,z,-div);
%—–Define viewing and lighting
view(3)
axis tight
shading interp
camlight; lighting gouraud
hasilnya gambar c

load wind
[sx sy sz] = meshgrid(80,20:10:40,0:5:10);
daspect([1 1 1])
verts = stream3(x,y,z,u,v,w,sx,sy,sz);
div = divergence(x,y,z,u,v,w);
streamtube(verts,x,y,z,-div);
%—–Define viewing and lighting
view(3)
axis tight
shading interp
camlight; lighting gouraud
hasilnya gambar d

gambar_4_tube
load wind
[sx sy sz] = meshgrid(80,20:5:60,0:3:15);
daspect([1 1 1])
verts = stream3(x,y,z,u,v,w,sx,sy,sz);
div = divergence(x,y,z,u,v,w);
streamtube(verts,x,y,z,-div);
%—–Define viewing and lighting
view(3)
axis tight
shading interp
camlight; lighting gouraud
box on
tubebanyak
load wind
lims = [90.64 126.67 27.25 38.75 -0.05 7.86];
[x,y,z,u,v,w] = subvolume(x,y,z,u,v,w,lims);
cav = curl(x,y,z,u,v,w);
wind_speed = sqrt(u.^2 + v.^2 + w.^2);
[sx sy sz] = meshgrid(100,20:5:30,1:5);
verts = stream3(x,y,z,u,v,w,sx,sy,sz,.5);
h = streamribbon(verts,x,y,z,cav,wind_speed,2);
set(h,’FaceColor’,'blue’,…
‘EdgeColor’,[.7 .7 .7],…
‘AmbientStrength’,.6)
axis(volumebounds(x,y,z,wind_speed))
grid on
shading interp
view(3)
camlight right;
set(gcf,’Renderer’,'zbuffer’); lighting phong
box on
angin1 load wind
[sx sy sz] = meshgrid(80,20:1:55,5);
verts = stream3(x,y,z,u,v,w,sx,sy,sz);
sl = streamline(verts);
iverts = interpstreamspeed(x,y,z,u,v,w,verts,.025);
axis tight; view(30,30); daspect([1 1 .125])
camproj perspective; camva(8)
set(gca,’DrawMode’,'fast’)
box on
streamparticles(iverts,35,’animate’,10,’ParticleAlignment’,'on’)
angin2
load wind
[sx sy sz] = meshgrid(80,23:2:50,5:5:15);
verts = stream3(x,y,z,u,v,w,sx,sy,sz);
sl = streamline(verts);
iverts = interpstreamspeed(x,y,z,u,v,w,verts,.025);
axis tight; view(30,30); daspect([1 1 .125])
camproj perspective; camva(8)
set(gca,’DrawMode’,'fast’)
box on
streamparticles(iverts,35,’animate’,10,’ParticleAlignment’,'on’)
teras_angin
load wind
[sx sy sz] = meshgrid(80,23:2:50,5:5:10);
verts = stream3(x,y,z,u,v,w,sx,sy,sz);
sl = streamline(verts);
iverts = interpstreamspeed(x,y,z,u,v,w,verts,.025);
axis tight; view(30,30); daspect([1 1 .125])
camproj perspective; camva(8)
set(gca,’DrawMode’,'fast’)
box on
streamparticles(iverts,35,’animate’,10,’ParticleAlignment’,'on’)
teras2 load wind
[sx sy sz] = meshgrid(100,20:2:56,5);
verts = stream3(x,y,z,u,v,w,sx,sy,sz);
sl = streamline(verts);
iverts = interpstreamspeed(x,y,z,u,v,w,verts,0.05);
axis tight; view(30,30);
daspect([1.5 1.5 0.100])
camproj perspective; camva(8)
set(gca,’DrawMode’,'fast’)
box on
streamparticles(iverts,35,’animate’,10,’ParticleAlignment’,'on’)
shading interp
teras3
load wind
[sx sy sz] = meshgrid(100,18:2:56,5);
verts = stream3(x,y,z,u,v,w,sx,sy,sz);
sl = streamline(verts);
iverts = interpstreamspeed(x,y,z,u,v,w,verts,0.05);
axis tight; view(30,30);
daspect([1.5 1.5 0.100])
camproj perspective; camva(8)
set(gca,’DrawMode’,'fast’)
box on
streamparticles(iverts,35,’animate’,10,’ParticleAlignment’,'on’)
shading interp
terass