Kangen.
Begitu kerap kata itu muncul di benakku. Entah terkadang aku menggantinya dengan rindu atau ingin bertemu.
Kangen.
Aku rasa mereka berteman baik dengan sayang. Kekasih yang tak bisa terpisahkan.
Kangen.
Malam ini, aku merindukanmu, ingin sekali bersandar di bahumu sambil duduk-duduk di awan. Mengenggam secangkir coklat hangat.
Kangen.
Kerap kali mereka merenggut kesadaranku. Menceburkanku ke dalam kubangan sepi.
Kangen.
Kangen kah kau pada pria pencemburu ini? pria yang tak pernah pandai membuatmu sering tertawa.
Istriku kelak,
Dosakah aku, berani merindukanmu bahkan sebelum kita bertemu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar